Bagaimana Solusi Bagi Industri Fashion
Source: Thenewdaily.com.au
Beberapa pakaian yang tidak terjual banyak yang dibakar oleh pemilik produk, bahwa pada 2017 salah satu Brand Fashion ternama asal Swedia H&M terungkap membakar 12 ton pakaian yang tidak terjual sejak 2013. Tentu kelebihan produksi tersebut membuat kerusakan pada lingkungan.
Lalu, bagaimana solusi bagi Industri fashion untuk mengatasi hal ini?
Ada beberapa langkah efektif yang bisa dilakukan oleh industri fashion:
Perilaku konsumen ikut berperan
Dinda mengamati, dari lingkungan teman-temannya saja, kebiasaan belanja baju luar biasa tinggi. Misalnya, temannya sengaja beli baju baru demi acara makan malam.
Padahal, koleksi bajunya sudah sangat banyak dan ia hanya akan memakainya satu kali itu saja sehingga dirinya menyarankan untuk memakai baju yang sudah dimiliki saja. Ia pun berbagi tips agar kamu gak perlu terus-menerus belanja produk fashion.
“Pilih produk fashion yang basic dalam warna-warna monokrom, seperti hitam dan cokelat sehingga bisa dikenakan di berbagai acara dan dipadankan dengan macam-macam aksesori. Basic item milik saya adalah jeans, kaus ketat atau tank top, dan sepatu putih. Kalau mati gaya, sepatu putih tidak pernah gagal jadi penolong,” ucapnya.
Produksi Pakaian Berkualitas dan Tahan Lama
Industri harus sadar akan hal ini. Setiap produksi yang dilakukan dapat menghasilkan limbah yang merusak lingkungan, baik itu berbentuk cair atau padat. Belum lagi jumlah air yang diperlukan dalam memproduksi pakaian.
Dengan memproduksi pakaian berkualitas, industri dapat mengurangi limbah fashion yang berlebihan. Selain itu, pastikan produk yang dihasilkan dapat digunakan secara jangka panjang. Industri dapat analisis prediksi tren sesuai dengan kebutuhan konsumen dan mencegah limbah berlebihan selama proses produksi.
Stop Produksi Berlebihan
Langkah pertama yang bisa dilakukan oleh industri dengan tidak melakukan produksi secara berlebihan. Tentu ini juga akan menguntungkan bagi bisnis Anda, karena perusahaan akan mengurangi biaya produksi dan mengurangi jumlah stok yang tidak terjual sehingga tidak merugikan perusahaan.
Berdampak pada krisis iklim
Dewi menjelaskan, emisi karbon yang sangat besar dari industri fashion terjadi pada setiap tahap rantai pasokan fashion dan siklus produk. Tetapi, 70 persen emisi karbon berasal dari kegiatan hulu, seperti produksi dan pemprosesan bahan mentah.
Gak hanya itu, dampak fashion terhadap krisis iklim antara lain juga terkait dengan air, bahan kimia, penggundulan hutan, limbah tekstil, serta mikroplastik yang gak bisa terurai secara alami. Di sisi lain, industri fashion juga menyerap begitu banyak sumber daya air.
Sebagai gambaran, produksi satu potong jeans membutuhkan 7.500 liter air. Ini setara dengan rata-rata jumlah air minum yang kita konsumsi selama tujuh tahun.
Sementara itu, produksi sehelai kaus katun memerlukan 700 galon air, yang setara dengan kebutuhan air minum seseorang per hari (8 gelas) selama 3,5 tahun. Gak aneh jika industri fashion menjadi konsumer terbesar kedua dalam penggunaan suplai air dunia.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
“Salah satu sumber terbesar mikroplastik adalah serat tekstil. Saat ini, 63 persen pakaian terbuat dari kain sintetis atau campuran. Hasil pencucian pakaian dari bahan sintetis dalam setiap beban pencucian, akan menghasilkan lebih dari tujuh ratus ribu serat mikroplastik, yang akan langsung mengalir ke pembuangan air dan bermuara di laut,” kata Dewi.
Fast fashion punya andil besar
Dari tahun ke tahun, konsumsi produk pakaian terus meningkat. Salah satu penyebabnya adalah budaya fast fashion yang memproduksi berbagai model dalam waktu sangat singkat serta menggunakan bahan baku yang buruk dan murah.
“Karena harganya yang murah dan modelnya sedang tren, banyak anak muda yang tertarik untuk membeli pakaian dari merek-merek fast fashion tersebut,” tambahnya.
Dahulu, rata-rata brand merilis dua koleksi, yaitu koleksi musim panas dan musim dingin. Sekarang, frekuensinya bisa jauh lebih tinggi, bahkan ada brand global yang merilis hingga belasan koleksi per tahun. Ada pula yang mengeluarkan hingga lebih dari 40 koleksi.
Baca Juga: 5 Fashion Item Cowok yang Cocok Digunakan Cewek
Bentuk Limbah Fashion
Bentuk limbah fashion bukan hanya berbentuk barang-barang jadi atau sisa produksi, melainkan juga cairan. Cairan ini bersumber dari proses pewarnaan fashion. Pada prosesnya banyak industri fashion yang membuang cairan tersebut ke sungai tanpa melakukan proses-proses yang aman sebelum dibuang.
Studi yang dilakukan oleh Pusat Riset Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Februari 2022, di aliran sungai Citarum, Jawa Barat menemukan 70% bagian tengah sungai Citarum tercemar mikro plastik, yakni serat benang polyester bersumber dari industri fashion yang terdapat di sepanjang sungai Citarum.
Bentuk limbah dalam industri fashion bersumber dari sisa kain produksi di Industri, baik itu skala kecil maupun skala besar. Serta pakaian tak terpakai yang dibuang. Termasuk di dalamnya pakaian fast fashion yang digunakan oleh masyarakat. Karena pakaian tersebut mudah rusak setelah pemakaian dalam waktu singkat. Banyak masyarakat yang membuang begitu saja limbah dari pakaian tersebut.
Kandungan polyester dan nilon membutuhkan waktu 20-200 tahun untuk diurai oleh alam. Meski demikian, terdapat bahan pakaian yang bisa terurai dalam hitungan minggu hingga bulan. Seperti pakaian berbahan katun, terutama yang jika katun 100%. Dan juga pakaian berbahan linen yang dapat terurai dalam dua minggu.
Limbah fashion bisa ditekan
Jika sangat perlu belanja baju, Dewi menyarankan agar kamu memastikan semua diproses secara bertanggung jawab. Pastikan pakaian tersebut diproses secara berkelanjutan, misalnya memakai bahan daur ulang dan dibuat dari bahan yang tahan lama.
“Mengurangi sampah fashion adalah aksi sederhana yang bisa kita lakukan untuk memperlambat perubahan iklim. Jadi, mari menunjukkan rasa cinta pada bumi dengan mengurangi belanja produk fashion, merawat pakaian dengan baik, dan memodifikasi pakaian lama. Semakin banyak anak muda terlibat, dampak perubahan iklim pada dunia dapat makin diperlambat,” ucap Dewi.
Itu dia beberapa fakta penting tentang limbah fashion yang perlu kamu ketahui. Sebagai pengaruh paling besar munculnya limbah, sebaiknya pertimbangkan juga untuk membeli pakaian yang hanya dibutuhkan saja, ya!
Baca Juga: 6 Istilah Umum Fashion dalam Bahasa Prancis, Fashionista Wajib Paham
We think you have liked this presentation. If you wish to download it, please recommend it to your friends in any social system. Share buttons are a little bit lower. Thank you!
Industri fashion merupakan salah satu kunci pembangunan ekonomi, akibatnya industri fashion juga menyumbang porsi yang besar terhadap limbah dunia. Pasar di industri fashion terus berkembang serta dengan adanya fenomena fast fashion memberi konsumen lebih banyak pilihan, memungkinkan mereka membeli lebih banyak pakaian dengan harga terjangkau. Akibatnya, akumulasi limbah fashion terus meningkat. Fenomena fast fashion ini membutuhkan suatu sistem yang dapat menangani limbah tekstil yang dihasilkan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan konsep circular fashion yaitu memperpanjang usia produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada agar dapat digunakan selama mungkin. Pada penelitian memakai limbah tekstil untuk 1 jenis kain pada 1 desain tas di Bayu Jahit, Surabaya adalah 500gr per bulannya. Sehingga dilakukan eksplorasi pengembangan material dari limbah yang terkumpul. Hasil dari pengembangan didapatkan data bahwa 10gr limbah dapat di daur ulang menjadi 400cm2 material kaku tipis <1mm bioplastik kentang dengan dengan Compressive strength sebesar 73.92 kg/mm2 dan Maximum Force 83.82 kg dengan sifat material transparan sehingga menjadi peluang pamanfaatan produk lampu yang tidak hanya memenuhi kebutuhan akan pencahayaan pengguna namun memiliki value tersendiri yaitu dengan penambahan repurpose material limbah tekstil yang digunakan.
Persona yang digunakan juga merupakan seseorang environmental enthusiast, bergaya chic, menyukai warna vivid, dan sangat menyukai dekorasi ruangan sehingga pengembangan konsep desain yang dipakai adalah scanty memphis dan hasilnya adalah produk aur lights. Satu set seri lampu Auriga dapat mengolah 36,6gr limbah tekstil yang namanya diambil dari sebuah rasi bintang berbentuk siklus tertutup dan diharapkan dapat selaras dengan tujuan produk aur lights yaitu menciptakan sebuah sistem circular fashion.
Sudah menjadi rahasia umum bila industri fashion merupakan salah satu sektor terbesar yang menunjang laju perekonomian dunia. Namun di balik itu semua ternyata industri fashion juga menyumbang limbah yang menimbulkan banyak permasalahan lingkungan bila tidak ditangani dengan cara yang baik lho.
Pengertian Limbah Fashion
Jadi yang dimaksud dengan limbah fashion sebenarnya merupakan bahan sisa buangan yang dihasilkan oleh industri gramen atau proses produksi konveksi (pakaian). Penimbunan limbah fashion ini berakibat terhadap semakin meningkatnya polusi, menimbulkan bermacam penyakit, serta menciptakan pemandangan yang tidak nyaman.
Sumber : https://www.redress.com.hk/
Limbah fashion sendiri secara umum bisa berasal dari dua sumber yang berbeda, yakni:
Menyadari bahwa sektor ini membawa dampak buruk bagi lingkungan, beberapa perusahaan komersial mulai melakukan pergerakan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan lebih lanjut yaitu dengan mempertimbangkan program daur ulang dan mengaplikasikan konsep sustainable dalam desain mereka.
Sumber : https://www.ecotextile.com/
Konsep sustainable itu sendiri bisa dikelompokkan lagi berdasarkan upaya aktif yang bisa dilakukan menuju pada gerakan kesadaran lingkungan yang lebih maju. Selain mengetahui asal usul bahan baku, konsumen dapat berpartisipasi untuk melestarikan lingkungan dengan melakukan 3R yaitu reduce, reuse dan recycle.
Sumber : https://www.cooperhewitt.org/
Dari segi bentuk yang dihasilkan limbah fashion sendiri secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu limbah cair yang dan limbah padat.
Sesuai dengan namanya limbah cair merupakan limbah berbentuk cairan yang dihasilkan oleh industri tekstil. Limbah cair ini umumnya berasal dari berbagai macam campuran bahan kimia dan juga air yang digunakan dalam proses pencucian, pembersihan, penyamakan dan juga pewarnaan.
Proses pembuangan limbah cair tidak boleh sembarangan karena akan sangat membahayakan lingkungan apabila dibuang langsung tanpa diolah terlebih dahulu. Maka dari itu dibutuhkan manajemen pengolahan limbah yang baik agar limbah cair tersebut aman untuk dibuang ke sungai ataupun laut.
Limbah cair dari pembuatan baju, celana, sepatu, tas sendiri tidak terlalu bermanfaat bagi manusia dan juga kehidupan lingkungan sekitarnya, karena memang hasil dari limbah itu hanyalah berupa cairan.
Limbah padat merupakan limbah berbentuk padat yang dihasilkan dari sisa produksi produk pakaian maupun produk pelengkap fashion lainnya. Contoh limbah padat yang paling banyak dihasilkan dari industri tekatil umumnya berupa:
Bahan-bahan tersebut dapat dikelompokkan sesuai material dan warnanya kemudian didaur ulang menjadi produk yang lebih bernilai tinggi.
Selain dihasilkan dari proses produksi, limbah padat pada prinsipnya juga bisa dihasilkan dari pakaian bekas yang sudah tidak terpakai entah karena modelnya sudah terlalu kuno, terdapat jahitan pakaian yang lepas, warna pakaian menjadi pudar atau masalah lainnya.
Daur ulang merupakan salah satu cara paling efektif yang dapat dilakukan untuk mereduksi limbah tekstil padat sehingga bukan hanya pencemaran yang akan berkurang akan tetapi juga dapat mengerakkan kegiatan yang mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Pemanfaatan Limbah Fashion
Pemanfaatan limbah fashion dalam bentuk padat masih dapat dilakukan, tetapi untuk pemanfaatan kembali limbah cair saat ini masih belum ditemukan solusinya. Buat anda yang penasaran seperti apa cara pemanfaatannya langsung simak pembahasan berikut yuk.
1. Bahan Kerajinan Tangan
Limbah fashion dalam bentuk padat dapat digunakan sebagai salah satu bahan utama pembuatan kerajinan tangan. Untuk memperoleh limbah fashion ini anda bisa membelinya di pabrik ataupun pengepul kemudian mengolahnya menjadi produk kerajinan tangan.
Material yang digunakan untuk kerajinan limbah tekstil terdiri dari dua macam yakni berupa limbah fashion recycle yang dapat didaur ulang dan limbah fashion reuse yang dapat digunakan secara berulang.
a. Limbah Fashion Recycle
Limbah fashion recycle (daur ulang) bisa berupa kain perca yang dibuat kembali menjadi sebuah lembaran kain dengan teknik patchwork yang menghasilkan aksesoris, tas laptop, tas, dompet, pouch, boneka dan sepatu.
Sumber : https://www.shelterness.com/
b. Limbah Fashion Reuse
Limbah fashion reuse (digunakan ulang) bisa berupa pakaian yang dirancang ulang menjadi baru dengan cara diperbaiki, diperbaharui warnanya dengan cara dicelup atau ditambahkan asesoris lain diatasnya.
Sumber : https://www.huffpost.com/
Sementara berdasarkan jenisnya, produk kerajinan yang dapat dihasilkan dari pengolahan limbah fashion secara keseluruhan dapat dibagi menjadi dua kategori, benda hias dan benda pakai.
Benda hias merupakan jenis kerajinan limbah fashion yang lebih mengutamakan unsur estetika atau keindahannya disamping kegunaannya. Misal gantungan kunci, boneka dan hiasan dinding.
Sumber : https://www.patchworkposse.com/
Benda pakai merupakan jenis kerajinan limbah fashion yang lebih mengedepankan nilai fungsi dari pada keindahan. Misal taplak meja, tutup kulkas, tutup televisi, hiasan dinding, gorden, bantalan kursi dan juga keset.
Sumber : https://www.homemadehomeideas.com/
Untuk menghasilkan produk kerajinan limbah fashion yang memiliki nilai keindahan sekaligus nilai estetis, dalam pembuatannya seorang pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni seperti garis, bentuk dan komposisi warna kemudian mengembangkannya sesuai ide dan kreatifitas.
Limbah fashion padat juga dapat digunakan sebagai bahan pembuat kain pel. Meskipun pada dasarnya berbagai bentuk limbah padat dapat digunakan untuk membuat kain pel namun sebaiknya pilih kain sisa yang lembut seperti katun untuk membuat kain pel.
Sumber : http://quiltersenjoycolor.blogspot.com/
Cara pemanfaatan limbah fashion berikutnya yang bisa anda coba yaitu gunakan limbah padat untuk mengelap perabotan rumah tangga dan kaca. Bagi anda yang hobi otomotif, limbah ini juga dapat dimanfaatkan untuk memoles bodi kendaraan agar menjadi lebih bersih.
Daur Ulang Limbah Fashion
Memanfaatkan kain perca sebagai bahan utama produk kerajinan bisa dibilang menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Supaya kerajinan perca yang dihasilkan dapat difungsikan dengan baik oleh penggunanya, maka sudah semestinya bila produk limbah perca ini juga harus dibuat dengan cara yang tepat.
Kerajinan kain perca sendiri dapat juga dikategorikan ke dalam jenis kerajinan yang paling tua. Karena bahan baku utamanya diambil dari sisa kain produksi, maka ukuran dan potongannya pun bisa jadi tidak beraturan antara satu dengan yang lainnya bahkan corak kainnya terkesan “seadanya”.
Untuk mencapai standar produk yang berkualitas berikut kami bagikan beberapa proses kerja yang dapat diterapkan dalam mengolah kain perca.
Tertarik untuk membuat produk kerajinan tangan berbahan kain perca tapi masih bingung bagaimana cara mengolahnya?. Berikut kami bagikan beberapa ide kreasi kerajinan kain perca yang bisa anda coba.
1. Buat Kreasi Patchwork
Membuat kerajinan patchwork menjadi salah satu aktivitas menyenangkan yang biasa anda lakukan untuk mengurangi penumpukan sisa kain perca yang tak berguna. Lebih jelasnya simak Tutorial Membuat Kreasi Patchwork Dari Bahan Sisa Kain Perca.
Punya banyak sisa kain yang sudah tidak terpakai padahal potongannya masih lumayan panjang?. Dari pada dibiarkan menumpuk lebih baik gunakan kain tersebut untuk membuat Kreasi Kalung Cantik Dari Kombinasi Beads dan Kain Perca.
3. Pinchusion Sederhana
Kreasikan kain perca menjadi pinchusion sederhana untuk menempatkan jarum pentul ketika menjahit. Buat anda yang ingin mencobanya simak Cara Membuat Pinchusion Bunga Sederhana Dari Bahan Kain Perca.
4. Keset Dari Kain Perca
Limbah kain perca yang tidak berguna bisa dibuat menjadi beraneka ragam produk kerajinan sekaligus dekorasi rumah yang unik seperti halnya keset. Simak kembali Tutorial Membuat Keset Dari Kain Perca untuk mengetahui cara pembuatannya.
5. Inovasi Produk Rumah Tangga
Selain digunakan untuk membuat keset, kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai juga bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam Inovasi Produk Kerajinan Rumah Tangga yang bernilai tinggi.
6. Kreasi Sarung Bantal
Memanfaatkan kain perca sebagai bahan sarung bantal bisa menjadi alternatif pilihan yang tepat untuk mengurangi tumpukan limbah kain. Simak cara mudah Membuat Sarung Bantal Dari Kain Perca pada artikel fitinline terdahulu. Khusus untuk anda yang punya banyak koleksi pakaian namun desainnya sudah terlampau ketinggalan jaman jika hendak dipakai untuk masa sekarang, anda juga bisa memperbaharui model pakaian tersebut dengan menerapkan prinsip refashion yang memiliki kesamaan arti dengan remake, redo, remade atau revivy.
Terinspirasi untuk mengikuti trend daur ulang pakian bekas dalam kehidupan anda?. Berikut kami bagikan pula beberapa ide refashion baju bekas yang bisa anda coba.
1. Kreasi Kain Brokat Pada Baju Bekas
Memodifikasi baju yang kekecilan dengan cara menambahkan beberapa potong kain brokat bisa menjadi solusi paling tepat untuk menyelamatkan kembali pakaian lama atau baju bekas anda yang kualitas bahannya masih bagus.
2. Kreasi Side Stripe Pants
Ingin memiliki koleksi side striped pants tanpa harus mengeluarkan banyak biaya berlebih?. Coba saja buat kreasi side stripe pants sendiri dari celana lama anda. Untuk mengetahui cara membuatnya simak Tutorial Membuat Side Stripe Pants Dari Celana Jeans Bekas.
3. Crop Top Dari Legging Bekas
Jangan buru-buru membuang legging yang tidak terpakai, karena anda bisa menyulapnya menjadi crop top yang tidak kalah menarik. Untuk mengetahui cara pembuatannya simak tips Membuat Crop Top Dari Legging Bekas.
4. Menghias Pakaian Dengan Detail Patches
Cobalah trend Menghias Pakaian Lama Dengan Detail Patches untuk memperbaiki tampilan dari baju anda. Dengan sentuhan pathces yang unik pasti pakaian lama atau baju bekas yang anda miliki akan terlihat semakin menarik.
5. Kreasi Cold Shoulder Dari Dress Lama
Ingin memiliki busana cold shoulder tanpa harus mengeluarkan budget berlebih?. Sahabat Fitinline bisa membuat Kreasi Cold Shoulder Dari Dress Lama yang sudah tidak terpakai lho.
Kalau sahabat Fitinline mau membuat baju cold shoulder dengan pola yang sudah jadi anda bisa juga mendownload polanya Di Sini.
6. Kreasi Fringe Jeans Dari Celana Jeans Lama
Membuat Kreasi Fringe Jeans Dari Celana Jeans Lama juga bisa menjadi alternatif yang bisa anda coba untuk mendapatkan tampilan yang lebih gaya dan fashionable.
7. Kreasi Kaos V Neck dari Kaos Lama
Mau tampil lebih gaya dan trendy dengan kaos V neck tapi sayang kalau harus membeli kaos baru?. Coba saja untuk Memodifikasi Kaos Crew Neck Menjadi Kaos V Neck yang kesannya lebih feminin dan bisa memberikan ilusi jenjang pada bagian leher.
8. Buat Pouch Bag Dari Celana Jeans
Punya celana jeans yang masih bagus namun sudah lama tidak digunakan lagi?. Sahabat Fitinline bisa mencoba untuk Membuat Pouch Bag Dari Celana Jeans Bekas dengan cara yang cukup sederhana.
9. Polkadot Jeans Denim
Aplikasikan motif polkadot pada celana jeans untuk mengubah tampilannya agar makin menarik dan cukup unik. Kreasi Polkadot Jeans Denim ini bisa anda pakai untuk menemani aktifitas santai anda saat di rumah maupun jalan-jalan.
10. Kreasi Rok Dari Jeans Bekas
Punya celana jeans yang masih bagus namun sudah tidak digunakan lagi?. Mungkin anda bisa mencoba untuk membuat Kreasi Rok Dari Celana Jeans Bekas sebagai pelengkap gaya penampilan.
Demikian pembahasan singkat seputar bahaya limbah fashion dan cara pemanfaatannya yang dapat kami bagikan untuk anda. Kalau sahabat Fitinline mau tahu lebih banyak tentang tips dan trik seputar fashion yang tidak kalah seru simak terus artikel dari kami ya.
Industri fashion menjadi salah satu industri yang penyumbang limbah terbanyak di lingkungan. Mulai dari proses produksi, hingga sampai ke tangan konsumen. Limbah industri fashion menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan yang cukup sering ditemukan. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian penting bagi pemangku kepentingan.
Industri fashion memang menjadi industri yang disebut-sebut sebagai industri paling mencemari di dunia. Bahkan masuk dalam urutan kedua setelah industri minyak. Menurut UN Conference of Trade and Development (UNCTD) 2019 mengungkapkan, 10% emisi karbon bersumber dari Industri fashion.
Belum lagi, munculnya fenomena fast fashion, yang didefinisikan sebagai tren penggunaan pakaian dalam waktu singkat. Tidak hanya itu, produk dari industri fashion tren cepat di produksi dalam jumlah yang besar dalam waktu relatif singkat. Untuk menekan biaya produksi, industri fashion menggunakan bahan berkualitas rendah yang berpotensi pada pencemaran lingkungan yang besar.
Baca Juga: Langkah-Langkah Pengelolaan Limbah Industri Tekstil
Masalah Limbah Industri Fashion
Limbah dari industri fashion atau tekstil memang menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Dikatakan, pada rentang waktu 2015-2030 akan ada peningkatan limbah pakaian hingga 60% atau 57 juta ton limbah yang dihasilkan setiap tahunnya. Akan mencapai total tahunan hingga 148 juta ton.
Hal ini terjadi dari hulu hingga hilir. Bahkan sampah pakaian tidak akan hanya disebabkan oleh para produsen, tetapi juga terdapat andil besar dari para konsumen. Oleh sebab itu, masalah limbah fashion benar-benar perlu ditangani dengan baik dan serius oleh semua pihak, terutama mencegah produksi fashion yang begitu cepat.
Belum lagi masalah limbah cair, dimana industri fashion untuk menghasilkan satu buah produk saja memerlukan ribuan liter air. Air yang sudah tidak terpakai tersebut akan mengalir ke lingkungan dan dapat merusak keragaman hayati dari lingkungan tersebut.
Mengutip dari Earth.org, dibutuhkan 20 ribu liter air hanya untuk memproduksi 1 kilogram kapas.